Selasa, 18 September 2012

Manusia

Selamat malam semua..

Rasanya sudah lama saya tidak bercerita via blog, dikarenakan kesibukan yang luar biasa. Mungkin lebih tepatnya bukan sibuk kali, ya. Tapi karena memang sharing di blog tentang kehidupan pribadi memang bukan prioritas utama, setidaknya untuk saat ini.

Tapi, malam ini beda. Di antara sela-sela kesibukan yang menumpuk (bikin tugas, persiapkan paper untuk lomba, berkoordinasi dan mengurus berbagai hal ke berbagai orang, dll.) rasanya malam ini ada semacam urge untuk mencercahkan pikiran di blog. Rasanya semacam ada panggilan untuk buka halaman blogger, log in, dan mulai menulis tentang apa saja yang terlintas di dalam pikiran saya saat ini.

Rasa untuk menulis itu memang sudah lama tidak muncul, khususnya ketika saya mulai masuk kuliah. Saya masih ingat ketika masih magang di Medan, saya selalu menyempatkan tiap malam untuk mencari sebuah topik yang menarik untuk diceritakan. Bahkan, roommate saya meminta saya untuk membuat sebuah cerita tentang kehidupannya, tapi dengan cara yang indirect, walaupun pesan yang disampaikan sangat direct sekali. Good memories, mate..

Mungkin boleh juga lah ya cerita itu saya copas disini. Mungkin di lain waktu.

Kembali lagi ke pikiran saya malam ini (lebih tepatnya, pagi).

Menurut saya, manusia itu adalah mahluk yang pintar sekaligus bodoh. Mengapa saya katakan begitu?

Coba bayangkan, saat ini saya duduk dengan komputer di depan saya, pendingin ruangan di kamar saya, gitar di samping saya, dan tumpukan buku-buku yang tersusun di sisi kamar saya. Semua ini dibuat oleh manusia. Manusia memiliki akal dan pikiran yang luar biasa untuk menciptakan sesuatu. Tanpa pikiran tersebut, belum tentu saya bisa berbagi dengan mudah di internet. Belum tentu saya bisa mengerti tentang musik tanpa ada konsep tentang musik, dan belum tentu saya bisa mendapatkan ilmu yang bermanfaat tanpa buku-buku yang telah dikarang oleh pengarang yang memiliki pemikiran luar biasa tersebut.

Di sisi lain, banyak sekali permasalahan yang diciptakan oleh manusia itu sendiri. Permasalahan tentang peperangan, pertikaian antar kelompok, korupsi, dan lain sebagainya. Bahkan ada permasalahan yang lebih simpel dan remeh, seperti rebutan pacar, berantem antara fan dari band tertentu, dan hal-hal lainnya yang seharusnya tidak perlu diberantemin. Inilah yang membuat manusia menjadi bodoh dalam waktu yang sama.

Tapi, soal pintar dan bodoh itu sebenernya hanya penilaian subjektif saya. Anda yang sedang membaca saat ini mungkin berpikir bahwa penilaian saya tentang manusia tidak masuk akal, bahkan anda anggap salah besar. Tidak apa-apa, semua orang punya sudut pandangnya masing-masing. Bukan berarti gara-gara sudut pandang tersebut, kita harus bertikai satu sama lain, kan? Coexist dan saling toleransi aja lah. Lebih bagus lagi kalau kita sharing, memperkaya ilmu kita bersama. :)

Kembali lagi soal manusia. Terlepas dari bodoh dan pintarnya manusia, saya merasa bersyukur untuk hidup sebagai manusia.

Kenapa? Kita hidup di alam yang sangat luas dan penuh hal-hal yang tidak kita duga. Berbagai macam aspek kehidupan kita adalah sesuatu yang sangat unik untuk dipikirkan. Keberagaman aspek kehidupan membuat ilmu pengetahuan dan pengalaman yang banyak pula. Dan keberagaman tersebut tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Keberagaman kehidupan kita juga dinamis, yang mana ilmu pengetahuan dan pengalaman terus berkembang seberjalannya zaman.

Sebagai manusia, saya diperintahkan Tuhan untuk menjadi manfaat bagi seluruh alam dan isinya, dan mencari pengetahuan sebanyak-banyaknya. Bayangkan ilmu pengetahuan yang terus bergerak ini, pastinya akan menjadi sebuah pengejaran ilmu pengetahuan yang seru dan menyenangkan. Pastinya saya, sebagai manusia akan menemukan fakta-fakta yang akan mengubah bagaimana cara saya berpikir. Pastinya saya akan selalu mendapatkan sesuatu yang saya belum tahu.

Rasanya seperti berjalan di sebuah ruangan yang tanpa batas, yang mana isi ruangan tersebut selalu bertambah dan mengagetkan kita.

Saya rasa, untuk menjadi seorang master dari alam semesta, tidak cukup hanya dengan satu kali kehidupan saja.

Tapi, kita hanya memiliki satu kehidupan saja.

 Mungkin itulah sebabnya mengapa Tuhan menyuruh kita menjadi manfaat bagi seluruh alam dan isinya. Kita tidak mungkin mengejar ilmu pengetahuan yang terus berkembang dengan dinamis, yang bisa kita lakukan adalah berbagi kepada orang lain terhadap apa yang kita tahu. Sekecil apapun itu.

Sangat beruntung saya dilahirkan sebagai manusia, karena saya sudah ditakdirkan menjadi sebuah pelengkap kecil yang merupakan bagian dari alam semesta ini.

Sangat beruntung saya dilahirkan sebagai manusia, karena saya tahu bahwa saya tidak akan mengalami kebosanan dalam hidup di dunia ini, selalu aja ada yang baru.

Sangat beruntung saya dilahirkan sebagai manusia, karena saya bisa bertemu dengan sesama manusia lainnya dan berbagi bersama mereka.

Yah, saya harapkan di akhir kehidupan dunia saya nanti, saya menjadi golongan jiwa-jiwa yang tenang dan kembali kepada Tuhan dalam keadaan ridha dan diridhai.

Semoga saya masuk ke dalam jema'ah hamba-hambaNya.

Dan saya bisa masuk ke dalam surga Nya.

Tidak ada komentar: